Soppeng–Spionasenewd.cpm.Gelaran Festival Budaya Gau Maraja La Patau akan digelar di Bumi Latemmamala pada tanggal 15 Juli 2023 di lapangan Gasis Kabupaten Soppeng Propinsi Sul-Sel.
Ketua Perkumpulan Perwira Ir Sapri Andi Pamulu, Ph.d. telah tiba di Bumi Latemammala disambut dengan tari paduppa.
Ketua Panitia Andi Sumangerukka, S.Sos.SE.M.Si tudang sipulung bersama Ketua Perwira dan Koordinator Devisi acara bincang-bincang lepas terkait dengan pelaksanaan kegiatan pembukaan.
Andi Sumangerukka selaku ketua panitia menyampaikan bahwa persiapan kegiatan Gau Maraja Lapatau hampir rampung sisa finishing saja dan pembukaan acara akan spektakuler dengan berbagai pementasan mewarnai pegelaran kegiatan tersebut.
Persiapan sudah matang semua masyarakat Soppeng terlibat dalam menyukseskan kegiatan tersebut, harapan kita semoga kegiatan Gau Maraja ini dapat kita lakukan sesuai dengan perencanaan dan mendapatkan Hidayah dari Allah SWT dan kita diberkati semua. Paparnya
Ketua Perwira Sapri Andi Pamulu, menyampaikan bahwa Gau Maraja La Patau merupakan gelaran tradisi Budaya yang di pertahankan sampai sekarang.
Sekedar diketahui bahwa
La Patau Matanna Tikka (lahir pada tanggal 03 November 1672 dan wafat pada tanggal 16 September 1714) adalah Mangkau (Raja) Bone XVI yang menjabat pada tahun 1696-1714. menggantikan Arung Palakka. Gelaran nama panjang La Patau adalah La Patau Matanna Tikka, Sultan Adzimuddin Idris, Walinonoe To Tenribali Malae Sanrang, Matinroe ri Nagauleng. La Patau juga adalah Raja (Datu) Soppeng XVIII dan Ranreng Tuwa (Wajo) XVII dan mewarisi Arung Ugi dan Arung Timurung serta Ranreng Tuwa dari ayahandanya La Pakokoe dan Arung Palakka dari ibundanya. Neneknya adalah Sitti Hadijah I Dasale Arung Pugi Paddanreng Tuwa XV, dan kakeknya adalah La Maddaremmeng Opunna PakokoE Arung Timurung Arung Palakka, Raja / Mangkau Bone XIII (1631-1644). Selain sebagai Raja, La Patau juga tampil sebagai sosok yang menguatkan praktik syariat Islam yang ketat di Sulawesi Selatan dan beliau juga yang memiliki pemeran utama terbaik yang menjadi simpul dalam gerakan sompunglolo-Sempugi atau penyatuan genealogis antar bangsawan Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan pada abad ke-18. Nyaris semua tokoh atau elite di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat sekarang ini adalah keturunan (wija) dari La Patau.













